1. Pengertian statistik
Statistik adalah kumpulan data dalam
bentuk angka maupun bukan angka yang
disusun dalam bentuk tabel (daftar) dan
atau diagram yang menggambarkan atau
berkaitan dengan suatu masalah tertentu.
Contoh :
a.Statistik penduduk adalah kumpulan
angka-angka yang berkaitan dengan
masalah penduduk.
b.Statistik ekonomi adalah kumpulan
angka-angka yang berkaitan dengan
masalah ekonomi.
Beberapa pandangan laintentang
pengertian statistik dari para ahli:
1)Statistik adalah cara untu mengolah
data dan menarik kesimpulan-kesimpulan
yang teliti dan keputusan-keputusan yang
logik dari pengolahan data.
(Prof.Drs.Sutrisno Hadi,MA).
2)Statistik adalah sekumpulan cara
maupun aturan-aturan yang berkaitan
dengan pengumpulan, pengolahan
(Analisis), penarikan kesimpulan, atas
data-data yang berbentuk angka dengan
menggunakan suatu asumsi-asumsi
tertentu. (Prof.Dr.H.Agus Irianto).
3)Statistik adalah ilmu yang mempelajari
tentang seluk beluk data, yaitu tentang
pengumpulan, pengolahan, penganalisisa,
penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari
data yang berbentuk angka. (Ir.M.Iqbal
hasan,MM).
4)Statistik adalah metode yang memberikan
cara-cara guna menilai ketidak tentuan
dari penarikan kesimpulan yang bersifat
induktif. (Stoel dan Torrie).
5)Statistik adalah metode/asas-asas
mengerjakan/memanipulasi data
kuantitatif agar angka-angka tersebut
berbicara.(Anto dajan).
6)Statistik diartikan sebagai data
kuantitatif baik yang masih belum tersusun
maupun yang telah tersusun dalam bentuk
table. (Anto dajan).
7)Statistik adalah studi informasi dengan
mempergunakan metodologi dan teknik-
teknik perhitungan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan praktis yang
muncul di berbagai bidang. (Suntoyo
Yitnosumarto)
Jadi secara singkat statistik dapat
diartikan, sebagai cara maupun aturan-
aturan yang berkaitan dengan
pengumpulan, pengolahan (analisis),
penarikan kesimpulan, atas data-data
yang berbentuk angka-angka, dengan
menggunakan suatu asumsi-asumsi
tertentu. Sedangkan pengetahuan yang
membicarakan tentang cara-cara ini
disebut statistika.Statistika adalah
pengetahuan yang berkaitan dengan
metode, teknik atau cara mengumpulkan,
mengolah, menganalisis dan
menginterprestasikan data untuk disajikan
secara lengkap dalam bentuk yang mudah
dipahami penggunan
Nazarul hikmah
Kata Statistik dapat diberi arti atau
pengertian yang bermacam-macam:
A. Dari segi etimologi (secara harfiyah)
Secara etimologis kata Statistik berasal dari kata Status (Bahasa Latin), yang mempunyai persamaan arti dengan
kata State (Bahasa Inggris) dan kata Staat (Bahasa Belanda), yang dalam Bahasa Indonesia kata tersebut berarti Negara.
Dalam hubungan ini, memang Statistik dikenal pada mula pertama kehadirannya sebagai “Bahan-bahan keterangan (data) yang mempunyai arti sangat penting dan mengandung kegunaan yang sangat besar bagi suatu negara (dalam hal ini Pemerintah). Bahan-bahan keterangan itu misalnya adalah bahan-bahan keterangan
mengenai banyaknya penduduk, kelahiran, perkawinan, perceraian, kamatian, pertanian, perdagangan, perpajakan, kesehatan, kemiliteran, pendidikan dan
lain sebagainya, yang tidak dapat dikesampingkan, sebab bahan-bahan keterangan itu akan dapat dijamdikan
dasar, pegangan atau pedoman di dalam pengambilan keputusan atau kebijaksanaan yang dianggap perlu oleh
negara (pemerintah). Sementara itu, dalam bahasa
Inggris dikenal adanya dua buah kata “Statistik” yang masing-masing mempunyai arti yang berbeda-beda, yaitu “Statistics” (dengan huruf S di akhir
suku katanya), dan “Statistic” (tanpa huruf S diakhir suku katanya).
Kata Statistics berarti: Ilmu
Statistik; sedang kata Statistic berarti
ukuran, yaitu ukuran yang diperoleh dari
sampel (bukan dari populasi).
B. Dari segi terminologi (secara lafdhiyah):
Secara terminologi kata Statistik dapat diberi pengertian yang bermacam-macam, masing-masing tergantung pada pemakaian atau penggunaan kata tersebut;
antara lain:
a. Kata Statistik dengan pengertian sebagai Data Statistik.
Data Statistik ialah bahan-bahan keterangan yang berupa
angka atau bilangan dengan persyaratan-persyaratan
tertentu.
Contoh: apabila kita menyebut Statistik NTCR maka kata
Statistik dalam ungkapan kata-kata itu mengandung
pengertian: bahan-bahan keterangan mengenai (yang berhubungan dengan) peristiwa-peristiwa Nikah,
Talak, Cerai dan Rujuk, yang tertuang dalam bentuk angka-angka tau bilangan-bilangan.
b. Kata Statistik dengan
pengertian sebagai Daftar (Tabel) atau keadaan
Contoh: Di halaman-halaman surat kabar misalnya, sering dijumpai kata-kata Statistik 9
Bahan Pokok Kebutuhan Hidup Sehari-hari (Beras, gula pasir, garam, minyak tanah, minyak
goreng, kain blaco dan lain sebagainya). Kata Statistik di
sini mengandung pengertian:
sebuah daftar atau tabel yang dalamnya dilukiskan atau
disajikan bahan-bahan keterangan mengenai keadaan
harga-harga sembilan macam bahan pokok kebutuhan
sehari-hari.
c. Kata Statistik dengan pengertian sebagai Kegiatan Perstatistikan atau Kegiatan Penstatistikan.
Contoh: Biro Pusat Statistik, adalah sebuah biro (Unit Kerja) pada suatu instansi yang
bidang kegiatannya atau tugas pokoknya adalah menangani kegiatan-kegiatan perstatistikan
atau penstatistikan.
d. Kata Statistik dengan pengertian sebagai Metode Statistik.
Tidak jarang pula kata Statistik diberi pengertian sebagai Metode Statistik. Yang dimaksud dengan Metoe
Statistik ialah Cara-cara mengumpulkan, mengolah,
menyajikan dan menganalisa data angka dengan secara
teratur, ringkas dan jelas, dengan tujuan agar dapat
memberikan deskripsi (pelukisan atau penggambaran)
tentang keadaan data dimaksud.
Contoh: Seorang Dosen memberikan petunjuk atau
bimbingan kepada salah seorang mahasiswa yang
sedang menyusun Skripsi Sarjana, agar analisa datanya
dilakukan secara Statistik. Ini mengandung pengertian bahwa mahasiswa tersebut diminta oleh Dosen Pembimbingnya untuk mempergunakan Metode
Statistik dalam rangka penganalisaan datanya.
e. Kata Statistik dengan pengertian Ilmu Statistik.
Dimaksud dengan Ilmu Statistik ialah Ilmu pengetahuan yang membahas atau mempelajari tentang cara-cara
pengumpulan data, pengolahan, penyajian, penganalisaan dan penarikan kesimpulan-kesimpulan terhadap data yang berwujud angka (bilangan), serta menyusun ramalan-ramalan secara ilmiah (prediction) atas dasar angka tersebut.
2. Statistik, Fungsi dan Kegunaannya.
Fungsi Statistik.
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa Statistik sebagai ilmu pengetahuan pada dasarnya berfungsi sebagai ALAT BANTU. Misalnya: (a) Sebagai alat bantu
untuk meringkas laporan, baik laporan administratip maupun laporan hasil penelitian ilmiah, yang berupa atau terdiri dari angka-angka atau bilangan-bilangan;
(b) Sebagai alat bantu di dalam menyusun
perencanaan, terutama perencanaan yang
memerlukan bahan-bahan keterangan
yang berupa angka-angka; (c) Sebagai alat
bantu di dalam mengadakan evaluasi atau
penilaian terhadap suatu gejala, peristiwa
atau keadaan, dan lain sebagainya.
Kegunaan Statistik.
Di antara kegunaan Statistik sebagai
ilmu pengetahuan adalah: (a) Untuk
menggambarkan keadaan, baik secara
umum amupun secara khusus; (b) Untuk
memperoleh gambaran tentang
perkembangan (pasang-surut) dari waktu
ke waktu; (c) Untuk mengetahui
permandingan (membandingkan) antara
gejala yang satu dengan gejala yang lain;
(dalam) Untuk menilai keadaan dengan
jalan menguji perbedaan antara gejala
yang satu dengan gejala yang lain; (e)
Untuk menilai keadaan dengan jalan
mencari hubungan antara gejala yang satu
dengan gejala yang lain; (f) Untuk menjadi
dasar atau pedoman, baik di dalam
menarik kesimpulan, mengambil
keputusan, serta memperkirakan
terjadinya sesuatu hal atas dasar bahan-
bahan keterangan (data) yang telah
berhasil dihimpun, dan lain sebagainya.
3. Fungsi Dan Kegunaan Dalam Dunia
Pendidikan
Kemajuan atau perkembangan
anak didik setelah mereka menempuh
proses pendidikan dalam jangka waktu
tertentu sebenarnya yang bersifat
kualitatif, akan tetapi diubah menjadi data
yang bersifat kuantitatif karena dalam
kegiatan pernilaian hasil pendidikan cara
yang paling umum adalah dengan
menggunakan data kuantitatif , maka tidak
perlu diragukan lagi bahwa statistik dalam
hal ini akan mempunyai fungsi yang
sangat penting sebagai alat bantu, yaitu
alat bantu untuk memperoleh,
menganalisis dan menyimpulkan hasil
yang telah di capai dalam kegiatan
penilaian tersebut.
Memperoleh gambaran baik, gambaran
secara khusus maupun gambaran secara
umum tentang suatu gejala,keadaan atau
peristiwa.
mengikuti perkembangan atau pasang
surut mengenai gejala keadaan atau
peristiwa tersebut, dari waktu ke kewaktu.
Melakukan pengujian, apakah gejala
yang satu berbeda dengan gejala yang lain
ataukah tidak, jika terdapat perbedaan
apakah perbedaan itu merupakan
perbedaan yang berarti (menyakinkan)
ataukah perbedan itu terjadi hanya secara
kebetulan saja.
Mengetahui, apakah gejala yang satu ada
hubungannya dengan gejala yang lain.
Menyusun laporan yang berupa data
kuantitatif dengan teratur, ringkas dan
jelas.
Manarik kesimpulan secara logis,
mengamil keputusan secara tepat dan
mantap, serta dapat memperkirakan atau
meramalkan hal-hal yang mungkin terjadi
di masa mendatang, dan langkah konkret
apa yang kemungkinan perlu dilakukan
oleh seorang pendidik.
4. Pegolahan Statistik.
Statistik sebagai ilmu pengetahuan
dapat dibedakan dalam dua golongan,
yaitu Statistik Deskriptif (Description
Statistics) dan Statistik Inferensial
(Inferencial Statistics).
a. Statistik Deskriptif.
Dimaksud dengan Statistik
Deskriptif adalah Statistik yang membahas
atau mempelajari tentang cara-cara
mengumpulkan, mengolah (mengatur),
menyajikan dan menganalisa data angka
dengan cara yang teratur, ringkas dan
sederhana, sehingga mudah dimengerti dan
menarik perhatian.
Istilah lain untuk Statistik
Deskriptif adalah Statistik Deduktif.
Statistik jenis ini sifatnya hanya
menggambarkan data seringkas mungkin,
seteratur mungkin dan sejelas mungkin,
sehingga pembaca data mudah
memperoleh pengertian dari padanya.
Termasuk dalam kegiatan ini misalnya
pembuatan tabel-tabel (daftar-daftar),
grafik-grafik (diagram-diagram atau
bagan-bagan), curve-curve, dan lain
sebagainya.
b. Statistik Inferensial.
Adapun yang dimaksud dengan
Statistik Inferensial adalah Statistik yang
bertujuan untuk menarik kesimpulan-
kesimpulan, pengontrol keadaan, serta
menyusun ramalan-ramalan secara ilmiah
atas dasar data angka.
Istilah lain untuk Statistik
Inferensial ialah Statistik Induktif. Statistik
jenis ini berusaha untuk mencoba untuk
dapat menarik kesimpulan-kesimpulan
yang khas dimana dikehendaki suatu
penilaian atau keputusan. Dengan
demikian, maka Statistik Inferensial atau
Statistik Induktif ini tarafnya lebih dalam
dan lanjut dari pada Statistik Deskriptif
atau Statistik Deduktif yang telah
disebutkan di atas.
5. Bahan Mentah Statistik.
Bahan mentah bagi Statistik tiada
lain adalah data (jama dari kata datum),
yaitu data yang berwujud angka-angka
(bilangan-bilangan), atau lebih dikenal
dengan istilah Data Kwantitatif, dan Data
Kwantitatif inilah yang dikenal dengan
istilah Data Statistik.
Mengenai data angka ini dalam
Statistik dapat mempunyai kedudukan
(status) yang berbeda-beda. Kadang-
kadang ia berkedudukan sebagai lambang
dari variabel atau lambang dari gejala
yang diselidiki, yang sifatnya kwalitatif,
akan tetapi dilambangkan dengan angka;
misalnya usia (kwalitatif) dilambangkan
dengan 25 (maksudnya 25 tahun), dan
sebagainya. Kadang-kadang ia
berkedudukan sebagai frekwensi, yaitu
lambang dari angka-angka yang
menunjukkan seberapa kali gejala
berulang dalam suatu distribusi data, dan
kadang-kadang pula ia berkedudukan
atau melembangkan jumlah (hasil
penjumlahan).
Dalam Statistik kita juga mengenal
istilah angka-angka Eksak dan Angka-
angka Aproksimatip.
Angka-angka Eksak (angka-angka
yang pasti) ialah angka-angka yang
diperoleh dari proses penjumlahan dan
dapat dinyatakan sampai dengan unit yang
terakhir. Contoh: Dalam tahun 1979 pada
15 buah kecamatan di suatu Kabupaten,
tercatat sebanyak 375 peristiwa
Pernikahan.
Adapun Angka-angka Aproksimatip
(angka-angka perkiraan) adalah angka-
angka yang diperoleh dari hasil
pengukuran yang biasanya bersifat
perkiraan. Contoh: Jika kita mengukur
panjang sebuah meja tulis, misalnya 1,5
Meter, maka angka 1,5 itu sebenarnya
bersifat Aproksimatip saja atau perkiraan
belaka. Sebab jika dipergunakan alat
pengukur lain yang lebih peka/lebih teliti,
mungkin panjang meja tulis itu adalah
1,51 meter atau mungkin juga 1,49 meter.
Meskipun demikian, tidaklah
semua angka-angka perkiraan itu adalah
merupakan hasil dari pengukuran, sebab
angka-angka yang diperoleh dari proses
penjumlahan pun dapat dinyatakan dalam
jumlah kira-kira. Misalnya, jika disebut
bahwa penduduk Kotamdya Yogyakarta 2
juta orang, maka 2 juta itu sebenarnya
relatih dan bersifat perkiraan. Sebab
dalam kenyataannya mungkin jumlah
yang sebenarnya adalah 2.681.106 orang.
6. Ciri Khas Statistik.
Pada dasarnya Statistik memiliki
tiga ciri khas, yaitu:
Statistik selalu bekerja dengan angka
(bilangan).
Ini mengandung pengertian bahwa
tanpa data angka mak Statistik tidak akan
mampu melaksanakan tugasnya sebagai
ilmu pengetahun.
Meskipun demikian bukanlah
berarti bahwa data yang bukan angka
(data kwalitatip) tidak mungkin digarap
secara Statistik. Data kwalitatif pun
sebenarnya dapat diolah secara Statistik,
asalkan terlebih dahulu diubah menjadi
data angka (data kwantitatip) dengan kata
lain data kwalitatip itu di kwantifikasikan
lebih dahulu (proses kwantifikasi). Contoh:
“Pandai”, “cukup”, “kurang” adalah data
kwalitatip. Data demikian dapat saja
diolah dengan Statistik, caranya: (1) Harus
diketahui berapa orang (dituangkan dalam
bentuk angka) yang tergolong pandai,
cukup dan kurang itu; (2) Yang disebut
pandai, cukup, dan kurang itu nilainya
berapa (dituangkan dalam bentuk angka,
misalnya “Pandai” nilainya= 80 – 100;
“cukup” nilainya= 60 – 79; “Kurang”
nilainy= 0 – 59 dan sebagainya.
Statistik bersifat obyektif.
Ini mengandung pengertian bahwa
Statistik bekerja menurut obyeknya;
dengan kata lain Statistik bekerja menurut
apa adanya. Kesimpulan-kesimpulan atau
ramalan-ramalan yang dihasilkan oleh
Statistik adalah semata-mata didasarkan
atas angka-angka yang dihadapi dan
diolah dan bukan didasarkan atas
subyektifitas atau pengaruh-pengaruh luar
lainnya. Itulah sebabnya mengapa Statistik
sering dikatakan sebagai “Alan penilai
kenyataan”.
Statistik bersifat universal.
Ini mengandung pengertian bahwa
ruang lingkup atau ruang gerak dan
bidang garapan Statistik tidaklah sempit.
Statistik dapat dipergunakan atau
diterapkan dalam hampir semua cabang
kegiatan hidup manusia. Dapat disaksikan
misalnya: Statistik harga, Statistik
moneter, Statistik Eksport dan Import,
Statistik Penduduk, Statistik Kelahiran,
Statistik Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk,
Statistik Pertanian, Statistik Perdagangan,
Statistik Kriminalitas, Statistik Psikologi
dan Pendidikan, Statistik Kesehatan,
Statistik Lalu Lintas….. dan lains
sebagainya, dan sudah barang tentu
termasuk pula di dalamnya Statistik
Keagamaan. Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa Statistik bersifat
menyeluruh atau bersifat universal.
7. Pokok-pokok Persoalan Statistik.
Pada dasarnya pokok-pokok
persoalan yang dibahas dalam ilmu
Statistik ada tiga, yaitu:
Persoalan tentang rata-rata (Average);
Persoalan tentang pemencaran atau
penyebaran data (variability=dispersion);
Persoalan tentang hubungan/saling
hubungan (correlation/association).
a. Persoalan tentang rata-rata
Persoalan mengenai rata-rata
sebenarnya sering kali kita jumpai dalam
kehidupan kita sehari-hari. Seorang
tenaga pengajar perlu sekali memperoleh
gambaran tentang berhasil atau tidaknya
ialah mengajar di hadapan anak didiknya.
Untui itu maka evaluasi mutlak sangat
diperlukan. Salah satu caranya ialah
dengan jalan mengetahui berapakah rata-
rata nilai yang berhasil dicapai oleh anak
didiknya dalam mata pelajaran yang
menjadi tanggung jawabnya. Seorang
pejabat Peradilan Agama akan dapat
mengetahui pasang surutnya N-T-C-R
dalam beberapa tahun terakhir (misalnya
selama PELITA II). Untuk keperluan
tersebut ialah perlu mengetahui berapa
kali rata-rata terjadi N-T-C-R tiap-tiap
tahun di lingkungan wilayah yang menjadi
wewenang dan tanggung jawabnya.
Seorang Kepala Kantor wajib mengetahui
antara lain berapakah rata-rata keperluan
kertas dan karbon untuk keperluan
administrasi perkantoran dalam tiap-tiap
tahunnya, agar mudah di dalam
mengajukan DUK (Daftar Ususlan
Kegiatan). Agar dapat ditentukan dengan
tepat berapa buah bola lampu yang harus
diproduksi setiap tahun, maka seorang
Pengusaha Pabrik Bola Lampu Pijar akan
disibukkan dengan perhitungan rata-rata
kekuatan (daya tahan) lampu-lampu pijar
yang diproduksi pabriknya. Demikian
seterusnya.
Dengan contoh-contoh seperti
dikemukakan di atas jelas menunjukkan
bahwa pada dasarnya idea-idea Statistik
(Statistical Ideas) dengan sadar atau tidak
sadar sebenarnya telah banyak dan acap
kali kita praktekkan dalam hidup kita
sehari-hari. Persoalan rata-rata ini sangat
penting, sebab dengan mengetahui suatu
buah angka rata-rata saja, akan tergambar
atau tercermin keadaan umum secara
menyeluruh. Dan inilah persoalan
pertama yang dibahas dalam Statistik.
b. Persoalan tentang pemencaran atau
penyebaran data.
Persoalan kedua yang dibahas
dalam Statistik adalah apa yang dikenal
dengan istilah Dispersi atau Variabilita
(penyebaran atau pemencaran data).
Tentang hal ini kiranya akan dapat
dipahami melalui keterangan atau contoh
berikut ini:
Seorang Dekan Fakultas mengalami
kesulitan dalam menetapkan 1 (satu)
orang Sarjana Teladan disebabkan karena
terdapat 3 orang Sarjana yang memiliki
nilai rata-rata yang sama (dalam contoh
ini semuanya memiliki nilai rata-rata
sebesar 7), padahal predikat Sarjana
Teladan itu hanya mungkin diberikan
pada satu orang saja. Adapun data tentang
nilai-nilai yang dicapai oleh ketiga orang
sarjana itu adalah sebagai berikut:
Nilai-nilai Sarjana “A” =
62-69-78-66-71-74-64-76; Nilai rata-rata =
560: 8 Vak = 70;
Nilai-nilai Sarjana “B” =
70-70-70-70-70-70-70-70; Nilai Rata-rata =
560: 8 Vak = 70;
Nilai-nilai Sarjana “C” =
60-77-60-75-65-79-61-80; Nilai Rata-rata =
560: 8 Vak = 70.
Apabila data tersebut diukur
penyebaran atau pemencaran angka-
angkanya, maka secara Statistik dapat
ditentukan bahwa sarjana “B” lah yang
berhak diberi predikat sebagai sarjana
teladan, sebab data yang dimiliki oleh “B”
sifatnya homogin (dalam arti tingkat
pengetahuannya serasi dan seimbang
untuk keseluruhan vak), sedangkan data
yang dimiliki “A” dan “C” terlalu banyak
mempunyai variasi.
c. Persoalan tentang hubungan/saling
hubungan
Masalah korelasi atau asosiasi
inipun merupakan persoalan yang
fundamental dalam ilmu Statistik,
sehingga sementara sarjana dan para ahli
mengatakan bahwa “Jiwanya ilmu Statistik
adalah terletak pada persoalannya tentang
korelasi”. Tidak jauh berbeda dengan dua
persoalan yang telah diuraikan di atas,
persoalan tentang saling hubungan atau
korelasi inipun sebenarnya acap kali kita
jumpai dan bukan merupakan persoalan
yang asing lagi.
Kurangnya gizi anak akan
mempengaruhi atau ada hubungannya
dengan rendahnya nilai-nilai hasil belajar
yang dicapai oleh seorang murid; naiknya
produktivitas bahan pangan ada
korelasinya dengan menurunnya angka-
angka kematian; meningkatnya harga
bahan bakar minyak berhubungan searah
dengan naiknya ongkos angkutan dan
aniknya harga kebutuhan pokok hidup
sehari-hari lainnya; tinggi-rendahnya
tingkat pendidikan mungkin ada
hubungannya banyak sedikitnya angka-
angka perceraian, dan seterusnya.
Contoh-contoh di atas
menunjukkan bahwa antara satu gejala
(atau lebih) dengan gejala yang lain
mempunyai hubungan satu sama lain,
atau mempunyai korelasi.
Persoalan tentang korelasi ini
menjadi sangat penting, sebab dengan
mengetahui ada-tidaknya hubungan antara
gejala yang satu dengan gejala lainnya kita
akan dapat melakukan suatu langkah atau
tindakan yang dianggap perlu. Jika
berdasarkan hasil penelitian secara
Statistik ternyata bahwa memang benar
banyaknya pemutaran film-film avonturir
(film-film sex, gangster, blue film, dan
sebagainya) ada hubungannya dengan
merosotnya moral para remaja, maka
sudah barang tentu tanpa ragu-ragu akan
dapat diambil tindakan konkrit berupa:
dilarangnya import-import film sejenis itu
yang sangat merugikan kehidupan dunia
remaja kita.
Teknik korelasi dalam Statistik
bukan hanya dapat mengetahui ada-
tidaknya hubungan antara gejala yang satu
dengan gejala yang lain, melainkan dapat
pula mengukur seberapa besar kuat
hubungan itu dan hubungan bersifat
searah ataukah berlawanan arah, serta
menyatakan apakah hubungan itu
meyakinkan ataukah tidak.
KESIMPULAN
Secara etimologis kata Statistik
berasal dari kata Status (Bahasa Latin),
yang mempunyai persamaan arti dengan
kata State (Bahasa Inggris) dan kata Staat
(Bahasa Belanda), yang dalam Bahasa
Indonesia kata tersebut berarti Negara.
Kemajuan atau perkembangan
anak didik setelah mereka menempuh
proses pendidikan dalam jangka waktu
tertentu sebenarnya yang bersifat
kualitatif, akan tetapi diubah menjadi data
yang bersifat kuantitatif karena dalam
kegiatan pernilaian hasil pendidikan cara
yang paling umum adalah dengan
menggunakan data kuantitatif , maka tidak
perlu diragukan lagi bahwa statistik dalam
hal ini akan mempunyai fungsi yang
sangat penting sebagai alat bantu, yaitu
alat bantu untuk memperoleh,
menganalisis dan menyimpulkan hasil
yang telah di capai dalam kegiatan
penilaian tersebut.
Memperoleh gambaran baik, gambaran
secara khusus maupun gambaran secara
umum tentang suatu gejala,keadaan atau
peristiwa.
mengikuti perkembangan atau pasang
surut mengenai gejala keadaan atau
peristiwa tersebut, dari waktu ke kewaktu.
Melakukan pengujian, apakah gejala
yang satu berbeda dengan gejala yang lain
ataukah tidak, jika terdapat perbedaan
apakah perbedaan itu merupakan
perbedaan yang berarti (menyakinkan)
ataukah perbedan itu terjadi hanya secara
kebetulan saja.
Mengetahui, apakah gejala yang satu ada
hubungannya dengan gejala yang lain.
Menyusun laporan yang berupa data
kuantitatif dengan teratur, ringkas dan
jelas.
Manarik kesimpulan secara logis,
mengamil keputusan secara tepat dan
mantap, serta dapat memperkirakan atau
meramalkan hal-hal yang mungkin terjadi
di masa mendatang, dan langkah konkret
apa yang kemungkinan perlu dilakukan
oleh seorang pendidik.