Jati Diri, Dicari atau Dibentuk?

sobat yang berbahagia, pasti pada sehat-sehat semua ‘kan ya? 🙂

Nah, kembali lagi dengan cerita pengalaman nih sob, salah satu dari siswa favorit kami pernah ada yang bertanya, “kak, mana yang lebih tepat, jati diri itu dicari atau dibangun, sih kak?”. Yup itu dia tema kita barusan dari salah seorang siswa kita, ‘Jati diri, dicari atau dibentuk?’. Gini sob, pernah denger kaga orang tua, atau tetangga atau siapa aja deh “Biarin aja, namanya juga lagi nyari jati diri.”, “harus kemana aku mencari jati diri?”, “santai, dia lagi mencari jati dirinya.” , “kalau sudah terbentuk jati diri anak ini, …”,  “dia lagi masanya mencari jati diri“, dan lainnya lagi. Sebenerny adari  kalimat itu bener yang mana yee? menurut sobat dan lainnya gimana nih? Setelah baca di atas kita dapet ambil 2 pernyataan yaitu ‘mencari’ atau’ membentuk’? ya kan iya? Nah pertama ayo kita telusuri ‘mencari’ jati diri itu seperti apa sih?

“Mencari jati diri, sama halnya mencari kebahagiaan gitu gak kak?” jadi gini sob, makna dari ‘mencari’ disini itu menentukan kapan waktu kita bisa menjadi pribadi yang siap secara kedewasaan dan mental. Bukan mencari terus nunggu ‘wangsit’ gitu yah? Bukan Sob, karena mencari disini artinya kias saja, dalam masa tunggu orang selain diri sendiri, istilahnya mereka menunggu kita mendapatkan jadi diri, Secara gak langsung menunggu kita mencari. “Jadi, apa dong makna buat diri sendiri, Kak?”, okay sabar sob, sebelumnya sudah ngerti kan iya? Jadi, ‘mencari’ disini dapat kita maknai sebagai sudut pandang orang lain terhadap diri kita yang secara gak langsung menunggu kita (diri kita) untuk mendapatkan jati diri.

Nah,”intinya adek sekarang dalam proses untuk mendapatkan jati diri, dek. Iya kan?”, “Oh, iya kakak, terus, terus?”, terus gini nih sob, mendapatkan jati diri bukan dari kita mencarinya, tapiii kita bisa membentuknya. Ingat sobat, ‘membentuk’ jati diri, bukan ‘mencari’ jati diri dalam sudut pandang diri kita. Got it? “Nah kak, udah gitu, gimana cara ngebentuk jati diri, Kak?”, so, dengarkan lah kesalahan kita, lihatlah kesalahan kita, dan pelajarilah kesalahan kita. “itu aja, Kak?”, iya sob, tau kan tujuan dari hal-hal yang barusan udah saya sebutin? dari kesalah itu kita bisa memperbaiki diri kita untuk lebih dapat menyikapi masalah yang ada dalam kehidupan dan yang gak kalah pentingnya nih sob, kita bisa meningkatkan kualitas diri kita dari perbaikan kesalahan kita. “Wow, keren kakak… :3”, nah dan jangan lupa sob, ingatlah kalau kedewasaan itu adalah kemampuan. Setiap perbaikan dari kesalahan kita sob, artinya satu langkah kita untuk menuju kedewasaan. Itu sob. “uuu, gak kepikiran kak, makasih banyak ya kakakku yang keren, Jawabannya kereen,,”, “aduh adek, jangan muji gitu mah, kita semua sama atuh, suatu saat adek juga bisa cerita pengalaman adek seperti kakak tadi. Oya, satu lagi, kita tau kita semua pernah salah, dan itulah kesempatan kita melangkah menuju kedewasaan sob!”, “Siap kakak!”.

Yosh,, itu tadi potongan cerita dari kami. Ingat sob, semua pernah salah, dan itulah kesempatan kita melangkah menuju kedewasaan sob! dalam langkah menuju kedewasaan itulah kita membentuk jati diri kita. Okay, semoga cerita ini bisa menjadikan manfaat yang luar biasa untuk kita semua, terima kasih sobat, sukses selalu yaaa.. 😉

1 thoughts on “Jati Diri, Dicari atau Dibentuk?

  1. Ping-balik: Apakah Jati Diri Hilang? - Magic World

Tinggalkan komentar